Dunia Kereta dan Dunia Listrik, Ada disini!

Selasa, 17 Mei 2016

Dunia Kereta - Grounding Sistem Pada Kereta Api

Pada artikel kali ini akan dibahas macam – macam siste, grounding pada kereta api. Seperti sebelumnya telah dibahas pada artikel Macam – macam Sistem Grounding, sistem grounding yang dipakai pada kereta api adalah Sistem IT. Sistem IT yang tidak memiliki grounding disisi sumber sering disebut Sistem Floating (mengambang). Sebelum membahas lebih jauh, mari kita berkenalan sekilas dengan sistem floating.

Gambar. Floating Sistem (Sistem IT)

Pada gambar diatas, L1 adalah fase dan L2 adalah netral, sedangkan GND adalah ground. Sistem diatas dikatakan floating karena tidak ada koneksi ke ground. Lalu apakah CE1, CE2, dan RF? CE1 dan CE2 adalah leakage capacitance yang merupakan sifat alami kabel. Sedangkan RF adalah resistansi isolasi (insulation resistance). Resistansi isolasi ini tidak bisa dibandingkan dengan resistor yang ada di pasaran karena resistansi ini adalah gabungan antara beberapa fault resistance antara kabel fasa dan ground. Dalam pengertian yang lebih simple, RF adalah resistansi dari benda penghubung antara kabel fasa dan ground.

Barikut beberapa alasan kenapa sistem IT dipakai pada sistem kelistrikan kereta api antara lain:
  • Keamanan operasi. Hal ini karena pada sistem IT tidak ada penghubung ke ground, sehingga apabila terjadi arus bocor akibat kegagalan isolasi sistem masih dapat bekerja karena arus bocor pada sistem ini kecil. Ketika terjadi arus bocor pada sistem ini, artinya ada arus yang mengalir ke ground dan dengan kata lain sistem telah terhubung ke ground maka sistem ini akan berubah menjadi sistem TN.
  • Keamanan dari kejut listrik. Pada sistem IT tidak ada penghubung ke ground sehingga terjadinya arus bocor lebih kecil sedemikian sehingga peluang terjadinya kecelakaan kejut listrik juga lebih kecil.
  • Keamanan dari kebakaran. Lebih aman dari resiko kebakaran karena arus bocor yang terjadi biasanya kecil sehingga peluang terjadinya bunga api juga kecil.

Seperti disebutkan sebelumnya, setelah terjadi arus bocor yang pertama pada sistem IT, maka sistem ini akan berubah menjadi sistem TN yang memiliki resiko arus bocor lebih besar. Untuk itu setelah terjadi kebocoran arus yang pertama pada sistem IT harus segera dicek dan dicari sumber arus bocor yang ada untuk menghindari terjadinya arus bocor yang selanjutnya. Untuk itu, pada pengaplikasian sistem ini biasanya dilengkapi dengan insulation monitoring device (IMD) dan atau residual current device (RCD). IMD atau juga disebut isometer dipakai untuk memonitoring kebocoran arus, apabila ada kebocoran arus yang terjadi maka akan ada peringatan bunyi alarm dan atau tampilan grafiknya. Sedangkan RCD biasanya berbentuk circuit breaker sehingga disebut Residual Current Circuit Breaker (RCCB). Seperti namanya, RCCB akan bekerja memutus aliran listrik apabila terdeteksi adanya kebocoran arus. Baik isometer maupun RCCB biasanya dipasang di panel listrik kereta api.


Gambar. Isometer

Gambar. RCCB

Gambar. Pemakaian isometer pada lokomotif diesel
Ref.
http://www.fancos.it/bender_rail.html

Artikel terkait:
Share:

0 komentar :

Posting Komentar

Translate

Tentang Penulis

Tentang Penulis
[click foto utk detail]

Follow IG

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Highlight

Dunia Kereta - Flywheel: Solusi Efisiensi Energi Kereta Listrik

Seperti telah kita pelajari bersama pada Sistem Propulsi Kereta Rel Listrik (KRL)  bahwa pada KRL memungkinkan tiga jenis pengereman yaitu ...

Flag Counter

Flag Counter